Cara Mengirim Email Follow-Up Setelah Wawancara: Panduan Lengkap

Author
Ditulis olehLoker • 4 Juni 2025
Wawancara Kerja

Kirim email wawancara

Pernahkah Anda merasa cemas setelah wawancara kerja karena belum mendapat kabar dari perusahaan? Anda tidak sendirian. Banyak pencari kerja bertanya-tanya apakah mereka harus menunggu dengan sabar atau justru mengambil inisiatif dengan mengirim email follow-up. Jawaban yang tepat adalah: jangan hanya menunggu. Follow-up dengan cara yang profesional bisa menunjukkan antusiasme Anda terhadap posisi yang dilamar dan meninggalkan kesan positif di mata perekrut.

Namun, bagaimana cara mengirim email follow-up yang tepat? Apakah harus dikirim segera setelah wawancara atau menunggu beberapa hari? Artikel ini akan membahas waktu terbaik, struktur email yang efektif, serta kesalahan yang harus dihindari saat mengirim email follow-up setelah wawancara kerja.

1. Mengapa Follow-Up Setelah Wawancara Itu Penting?

Banyak pencari kerja berpikir bahwa setelah wawancara, bola ada di tangan perusahaan. Faktanya, mengirim email follow-up dapat meningkatkan peluang Anda untuk diterima. Mengapa?

  • Menunjukkan profesionalisme dan antusiasme terhadap posisi yang dilamar.
  • Mengingatkan perekrut tentang kualifikasi Anda di antara kandidat lain.
  • Menunjukkan komunikasi yang baik, salah satu keterampilan yang dihargai oleh banyak perusahaan.
  • Mendapatkan kepastian tentang proses rekrutmen, terutama jika Anda belum mendapat kabar setelah beberapa hari.

💡 Tips: Jika Anda ingin mengetahui bagaimana membaca tanda-tanda setelah wawancara kerja, baca cara membaca hasil wawancara kerja agar Anda lebih memahami situasi setelah wawancara.

2. Kapan Waktu Terbaik untuk Mengirim Follow-Up?

Mengirim email follow-up terlalu cepat bisa terlihat tergesa-gesa, sementara terlalu lama bisa membuat perekrut berpikir Anda kurang tertarik.

  • 24-48 jam setelah wawancara – Ideal untuk mengirim email ucapan terima kasih dan mengonfirmasi ketertarikan Anda terhadap posisi tersebut.
  • 5-7 hari setelah wawancara – Jika belum ada kabar, Anda bisa mengirim email kedua untuk menanyakan perkembangan proses rekrutmen.
  • 2 minggu setelah wawancara – Jika tidak ada tanggapan setelah email kedua, ini bisa menjadi follow-up terakhir untuk memastikan status lamaran Anda.

💡 Tips: Jika pewawancara menyebutkan estimasi waktu untuk memberikan keputusan, tunggu sampai waktu tersebut berlalu sebelum mengirim follow-up.

3. Struktur Email Follow-Up yang Efektif

Agar email follow-up Anda terlihat profesional, ikuti struktur berikut:

a. Subjek Email yang Jelas

Gunakan subjek yang langsung ke inti pesan, misalnya:

  • "Terima Kasih atas Kesempatan Wawancara – [Nama Anda]"
  • "Menindaklanjuti Wawancara untuk [Nama Posisi]"

b. Pembukaan yang Sopan dan Profesional

  • Ucapkan terima kasih atas kesempatan wawancara.
  • Sebutkan posisi yang Anda lamar agar perekrut langsung mengingat Anda.

Contoh:

Halo [Nama Pewawancara], Terima kasih telah meluangkan waktu untuk berbicara dengan saya kemarin tentang posisi [Nama Posisi]. Saya sangat menghargai kesempatan untuk mendiskusikan lebih lanjut tentang peran ini dan memahami lebih dalam budaya perusahaan Anda.

c. Soroti Poin-Poin Utama dari Wawancara

  • Sebutkan sesuatu yang spesifik dari wawancara yang menarik bagi Anda.
  • Tekankan kembali bagaimana keterampilan Anda bisa berkontribusi pada perusahaan.

Contoh:

Saya semakin tertarik setelah mendengar bagaimana tim Anda mengelola strategi pemasaran digital. Saya yakin pengalaman saya dalam analisis data dan pengelolaan kampanye media sosial dapat membantu perusahaan mencapai target pertumbuhan tahun ini.

d. Ajukan Pertanyaan Jika Perlu

  • Jika ada hal yang belum sempat Anda tanyakan saat wawancara, ini saatnya untuk menanyakannya.
  • Bisa juga menanyakan timeline proses seleksi jika pewawancara belum menjelaskannya.

Contoh:

Saya ingin tahu lebih lanjut mengenai tahapan seleksi berikutnya. Apakah ada informasi tambahan yang bisa saya persiapkan?

e. Akhiri dengan Kalimat Profesional dan Call-to-Action

  • Tunjukkan bahwa Anda siap untuk langkah berikutnya.
  • Akhiri dengan ucapan terima kasih.

Contoh:

Sekali lagi, terima kasih atas waktunya. Saya sangat menantikan kesempatan untuk berkontribusi di [Nama Perusahaan]. Jika ada informasi lain yang saya perlukan, silakan beri tahu saya. Saya berharap dapat mendengar kabar baik dari Anda segera.

Hormat saya,

[Nama Anda]

[Nomor Telepon]

[LinkedIn (jika ada)]

💡 Tips: Hindari kesalahan umum seperti kesalahan ketik atau email yang terlalu panjang. Pastikan pesan tetap ringkas, profesional, dan langsung ke poin utama.

4. Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Mengirim Email Follow-Up

  • Mengirim lebih dari satu follow-up dalam waktu singkat – Ini bisa terlihat seperti tekanan bagi perekrut.
  • Terlalu berlebihan dalam menyanjung perusahaan – Hindari pujian yang terdengar tidak alami atau berlebihan.
  • Meminta jawaban secara mendesak – Gunakan nada yang sopan dan tidak terkesan menuntut.
  • Tidak melakukan pengecekan ulang sebelum mengirim – Pastikan tidak ada kesalahan ejaan atau nama perekrut yang salah.

Mengirim email follow-up setelah wawancara bukan sekadar formalitas, tetapi strategi penting untuk menunjukkan profesionalisme dan komitmen Anda. Email yang singkat, tepat waktu, dan penuh respek dapat membantu membangun kesan positif yang bertahan di benak perekrut.

Untuk hasil maksimal, pastikan Anda juga memahami cara mengirim lamaran kerja lewat email. Dengan pendekatan menyeluruh dari awal hingga tahap tindak lanjut, Anda memperbesar peluang untuk sukses dalam proses rekrutmen.

Sedang mencari pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan minat Anda? Temukan berbagai lowongan kerja terbaru di Indonesia dan wujudkan langkah karier Anda berikutnya bersama platform pencari kerja terpercaya.