Seperti Apa People Pleaser saat Wawancara Kerja?

Author
Ditulis olehLoker • 18 Februari 2025
Wawancara Kerja

apa-itu-people-pleaser-saat-wawancara-tahun-2025

Saat wawancara kerja, seorang people pleaser mungkin akan menunjukkan perilaku yang terlalu ingin menyenangkan pewawancara. Mereka cenderung setuju dengan semua yang dikatakan pewawancara, bahkan jika sebenarnya mereka memiliki pendapat yang berbeda. Selain itu, mereka mungkin akan menawarkan diri untuk melakukan tugas-tugas di luar deskripsi pekerjaan yang sebenarnya mereka kuasai atau minati, hanya untuk membuat pewawancara terkesan. People pleaser juga seringkali menghindari pertanyaan-pertanyaan sulit atau kontroversial, karena takut jawaban mereka tidak sesuai dengan harapan pewawancara.

Meskipun niat mereka baik, perilaku people pleaser saat wawancara kerja justru dapat merugikan diri mereka sendiri. Pewawancara mungkin akan menilai mereka sebagai orang yang tidak memiliki pendapat yang kuat, kurang percaya diri, atau tidak jujur. Jika mereka diterima bekerja, mereka mungkin akan merasa kesulitan untuk menolak tugas-tugas yang tidak sesuai dengan minat atau kemampuan mereka, yang pada akhirnya dapat menyebabkan stres dan kelelahan. Oleh karena itu, penting bagi seorang people pleaser untuk belajar menyeimbangkan keinginan untuk menyenangkan orang lain dengan kebutuhan dan batasan diri sendiri.

Tanda-Tanda People Pleaser saat Interview

tanda-tanda-people-pleaser-tahun-2025

Saat wawancara kerja, seorang people pleaser mungkin menunjukkan serangkaian perilaku yang mengindikasikan keinginan kuat untuk menyenangkan pewawancara. Perilaku ini bisa berupa persetujuan yang berlebihan terhadap semua yang dikatakan pewawancara, tawaran untuk melakukan tugas di luar deskripsi pekerjaan, hingga kesulitan dalam menyampaikan pendapat yang berbeda. Meskipun terkesan positif, perilaku ini justru dapat merugikan kandidat dalam proses seleksi.

1. Selalu setuju dengan pewawancara

Seorang people pleaser akan selalu mengiyakan dan menyetujui semua yang dikatakan pewawancara, meskipun dalam hati mereka mungkin memiliki pendapat yang berbeda. Mereka takut untuk menyampaikan pendapat yang berbeda karena khawatir tidak disukai atau dianggap tidak kompeten. Hal ini dapat membuat mereka terlihat tidak memiliki pemikiran yang orisinal dan kurang percaya diri.

2. Menawarkan diri untuk melakukan tugas di luar deskripsi pekerjaan

Untuk membuat pewawancara terkesan, seorang people pleaser mungkin akan menawarkan diri untuk melakukan tugas-tugas di luar deskripsi pekerjaan yang sebenarnya mereka kuasai atau minati. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka bersedia melakukan apa saja untuk perusahaan, tetapi hal ini justru dapat membuat mereka terlihat tidak fokus dan tidak realistis.

3. Sulit mengatakan "tidak"

Seorang people pleaser akan merasa sangat sulit untuk menolak permintaan atau tugas yang diberikan oleh pewawancara, meskipun mereka merasa tidak mampu atau tidak nyaman melakukannya. Mereka takut mengecewakan pewawancara, sehingga mereka selalu berusaha untuk memenuhi semua permintaan. Hal ini dapat membuat mereka kewalahan dan stres jika diterima bekerja.

4. Terlalu fokus pada pujian

Seorang people pleaser sangat haus akan pujian dan validasi dari orang lain, termasuk pewawancara. Mereka akan berusaha keras untuk mendapatkan pujian, dan mereka akan merasa sangat kecewa jika tidak mendapatkannya. Hal ini dapat membuat mereka terlihat tidak percaya diri dan terlalu bergantung pada validasi eksternal.

5. Menghindari pertanyaan sulit atau kontroversial

Seorang people pleaser cenderung menghindari pertanyaan-pertanyaan sulit atau kontroversial karena takut jawaban mereka tidak sesuai dengan harapan pewawancara. Mereka ingin selalu terlihat sempurna dan menyenangkan di mata pewawancara. Namun, hal ini justru dapat membuat mereka terlihat tidak jujur dan tidak transparan.

Penting bagi seorang people pleaser untuk menyadari perilaku ini dan belajar untuk menyeimbangkannya. Mereka perlu belajar untuk menyampaikan pendapat yang berbeda dengan sopan, menolak permintaan yang tidak sesuai dengan kemampuan, dan tidak terlalu bergantung pada pujian orang lain. Dengan demikian, mereka dapat tampil lebih percaya diri dan autentik saat wawancara kerja.

Bagaimana Menjadi Stand Out Tanpa Perlu Jadi People Pleaser saat Wawancara?

menjadi-stand-out-saat-wawancara-tahun-2025

Wawancara kerja adalah panggung yang tepat untuk menunjukkan potensi dan keunikan diri Anda. Namun, terkadang keinginan untuk diterima membuat sebagian orang terjebak dalam perilaku people pleaser, yaitu berusaha menyenangkan pewawancara dengan cara yang berlebihan. Padahal, menjadi diri sendiri yang autentik dan percaya diri justru akan membuat Anda lebih menonjol di mata pewawancara.

1. Persiapan yang matang

Lakukan riset mendalam tentang perusahaan, posisi yang dilamar, dan pertanyaan-pertanyaan yang umum diajukan saat wawancara. Dengan persiapan yang matang, Anda akan merasa lebih percaya diri dan mampu memberikan jawaban yang relevan serta berbobot.

2. Tunjukkan antusiasme dan minat yang tulus

Antusiasme dan minat yang tulus terhadap pekerjaan dan perusahaan akan terpancar dari sikap dan perkataan Anda. Pewawancara akan lebih tertarik pada kandidat yang benar-benar tertarik dengan posisi yang ditawarkan.

3. Berikan jawaban yang jujur dan apa adanya

Jangan takut untuk menyampaikan pendapat atau pandangan Anda, bahkan jika berbeda dengan pewawancara. Yang terpenting adalah cara Anda menyampaikan pendapat tersebut dengan sopan dan profesional.

4. Fokus pada kelebihan dan pengalaman yang relevan

Tonjolkan kelebihan dan pengalaman yang relevan dengan posisi yang dilamar. Ceritakan bagaimana Anda berhasil mengatasi tantangan atau mencapai tujuan tertentu dalam pekerjaan sebelumnya.

5. Ajukan pertanyaan yang cerdas dan relevan

Mengajukan pertanyaan yang cerdas dan relevan menunjukkan bahwa Anda tertarik dengan perusahaan dan posisi yang dilamar. Pertanyaan juga bisa menjadi kesempatan bagi Anda untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang perusahaan.

6. Tampilkan kepercayaan diri yang proporsional

Percaya diri itu penting, tetapi jangan sampai terkesan arogan atau terlalu percaya diri. Tampilkan kepercayaan diri yang proporsional dengan menunjukkan kemampuan dan pengalaman Anda tanpa merendahkan orang lain.

7. Berpakaian rapi dan profesional

Penampilan yang rapi dan profesional akan memberikan kesan yang baik pada pewawancara. Pilihlah pakaian yang sesuai dengan budaya perusahaan dan posisi yang dilamar.

8. Jaga etika dan sopan santun

Selama wawancara, jaga etika dan sopan santun. Dengarkan pertanyaan dengan seksama, jawab dengan jelas dan ringkas, serta ucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan.

Mengatakan "tidak" saat wawancara kerja memang bukan hal yang mudah, tetapi terkadang sangat penting untuk dilakukan. Jangan pernah merasa bersalah atau takut untuk menolak tugas atau pertanyaan yang tidak sesuai dengan kemampuan, minat, atau nilai-nilai Anda. Dengan berani mengatakan "tidak" secara sopan dan profesional, Anda menunjukkan bahwa Anda memiliki batasan yang jelas, menghargai diri sendiri, dan tidak bersedia berkompromi pada hal-hal yang prinsipil. Hal ini justru dapat membuat Anda terlihat lebih percaya diri, jujur, dan berintegritas di mata pewawancara.

Mengatakan "ya" untuk semua pertanyaan atau permintaan saat wawancara kerja mungkin tampak seperti cara untuk menyenangkan pewawancara dan menunjukkan sikap positif. Namun, hal ini justru dapat merugikan Anda. Pewawancara ingin melihat kandidat yang jujur, percaya diri, dan memiliki pemikiran yang kritis. Jika Anda selalu mengatakan "ya", Anda terkesan tidak memiliki pendapat sendiri, kurang jujur, atau bahkan tidak memahami apa yang ditanyakan. Selain itu, mengatakan "ya" untuk hal-hal yang tidak Anda kuasai atau tidak sesuai dengan minat Anda dapat membuat Anda terlihat tidak profesional atau tidak realistis. Oleh karena itu, penting untuk memberikan jawaban yang jujur dan relevan, serta tidak ragu untuk menolak atau mengklarifikasi pertanyaan jika diperlukan.

Sedang mencari peluang kerja? Cek infonya di loker.id!