Perbedaan Wawancara Kerja di Perusahaan Startup dan Korporat
Tahukah Anda bahwa perusahaan startup dan korporat memiliki pendekatan yang berbeda dalam menilai kandidat? Mulai dari aspek komunikasi, pertanyaan yang diajukan, hingga ekspektasi terhadap calon karyawan. Jika Anda sering tidak lolos seleksi wawancara, bisa jadi bukan karena salah memberikan jawaban, tapi mungkin jawaban Anda kurang sesuai dengan jenis budaya perusahaan tersebut.
Tidak hanya soal teknis, tapi dengan memahami perbedaannya, Anda telah merencanakan strategi agar peluang diterima bekerja lebih besar. Lalu, bagaimana cara memahami perbedaan wawancara kerja di perusahaan startup dan korporat? Temukan jawabannya dalam artikel ini!
Budaya Kerja Perusahaan Startup vs Korporat
Sebelum membahas tipe perbedaan wawancara kerja di startup dan korporat, Anda harus terlebih dahulu memahami perbedaan budaya kerja yang ada di startup maupun korporat. Dengan memahami perbedaan tersebut, Anda akan lebih mudah menentukan lingkungan mana yang cocok dengan gaya kerja Anda, sehingga kenyamanan dan perkembangan karier jangka panjang Anda dapat tercapai.
1. Struktur Organisasi
Aspek struktur sangat fundamental dalam sebuah perusahaan. Struktur organisasi ini yang nantinya akan mengatur hubungan kerja antar divisi, peran serta tanggung jawab sebuah bagian, alur informasi, dan bagaimana nantinya perusahaan mengambil sebuah keputusan.
Startup umumnya memiliki struktur organisasi yang lebih fleksibel daripada korporat. Struktur seperti ini membuat tiap individu di dalamnya lebih mudah untuk mengemukakan pendapat dan langsung mendapat umpan balik dengan cepat. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah karena jumlah anggota di startup relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan korporat.
Sedangkan, korporat memiliki struktur organisasi yang lebih formal dan terstruktur. Hal ini mendorong kestabilan dan membuat alur pembagian tugas jadi lebih pasti dan terarah. Salah satu faktornya adalah karena SDM di korporat lebih banyak dan kompleks sehingga membutuhkan prosedur yang ketat agar operasional perusahaan tetap berjalan dengan efisien.
Dalam struktur ini, setiap divisi memiliki peran yang jelas, termasuk departemen hukum yang menangani berbagai aspek legal perusahaan. Jika kamu tertarik menjadi bagian dari tim legal di lingkungan kerja profesional, kamu bisa melihat berbagai lowongan kerja sebagai Staff Legal.
2. Beda Pola Kerja Startup dan Korporat
Hingga kini, banyak startup yang menerapkan sistem kerja hybrid bahkan remote. Pola kerja seperti ini memungkinkan tiap anggotanya untuk dapat bekerja dari mana saja asal memenuhi target dan tidak menyelisihi hal-hal yang telah disepakati di awal.
Fleksibilitas kerja menjadi nilai tambah yang ditawarkan banyak startup, terutama untuk bidang seperti pemasaran digital. Jika Anda mencari posisi dengan ritme kerja yang lebih fleksibel, kunjungi berbagai lowongan kerja Digital Marketing.
Di sisi lain, korporat memiliki jam kerja yang lebih teratur. Biasanya dimulai pukul 9 pagi dan berakhir di jam 5 sore. Adanya batas waktu yang jelas akan memberikan kestabilan kerja dan menguntungkan karyawan yang menyukai keteraturan dalam bekerja.
3. Jalur Karier yang Cepat dan Terstruktur
Jika Anda bekerja dalam lingkup startup, Anda mungkin terbiasa dengan budaya kerja yang dinamis. Hal ini mendorong perkembangan karir yang lebih cepat. Dengan perubahan dan tantangan yang sering terjadi, hal tersebut akan memacu karyawan untuk lebih cepat belajar dan juga adaptif.
Sementara itu, perkembangan karier pada korporat cenderung lebih lama daripada startup. Salah satu alasannya adalah karena proses pengambilan keputusan dalam lingkup korporat lebih panjang dan lebih terstruktur. Namun, bukan berarti lingkup tersebut 'menjebak' individu di dalamnya.
Hal ini memberikan jalur karir yang terarah dan minim risiko, seperti restrukturisasi atau penutupan secara tiba-tiba.
Setelah memahami perbedaan budaya kerja yang berlaku di anatar perusahaan startup dan korporat, pahami juga Cara Memilih Perusahaan dengan Budaya Kerja yang Tepat.
Beda Wawancara Kerja di Perusahaan Startup dan Korporat
Setelah Anda memahami budaya kerja di perusahaan startup dan korporat, Anda akan melihat bahwa perbedaan tersebut akan tercermin pada proses wawancara yang mereka terapkan.
1. Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi merupakan aspek yang paling menonjol dalam sesi wawancara.
Pewawancara dari startup cenderung menggunakan gaya bahasa yang santai, bahkan tak jarang seperti sedang mengobrol biasa. Meskipun terkesan informal, sebagai kandidat Anda harus mampu memposisikan diri dan tetap mengedepankan profesionalitas, supaya tidak terjadi kesalahpahaman antara Anda dan pewawancara.
Di sisi lain, gaya bahasa yang digunakan pewawancara dari korporat adalah resmi dan sopan. Pertanyaan yang mereka berikan akan sesuai dengan prosedur perusahaan. Sebagai kandidat, Anda perlu menjaga tata krama formal agar memberikan poin positif dari sesi wawancara Anda.
2. Tahapan Seleksi
Dalam lingkup perusahaan startup, proses seleksi cenderung lebih ringkas. Biasanya hanya terdiri dari dua kali wawancara, misalnya sesi wawancara langsung bersama founder. Dengan prosesnya yang terbilang cepat, sehingga hasilnya juga dapat diberitahukan dengan lebih cepat.
Sementara itu, tahapan seleksi di korporat lebih kompleks daripada perusahaan startup. Tahapan tersebut meliputi screening CV, psikotes, interview HR, interview user, hingga offering. Karena prosedur yang harus dilalui cukup panjang dan melibatkan banyak pihak, proses pengambilan keputusan pun menjadi lebih lama.
3. Jenis Pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara di startup biasanya cenderung eksploratif yang berfokus pada inisiatif, keterbukaan, hingga aspek penyelesaian masalah. Tak jarang pewawancara memberikan pertanyaan yang bersifat spontan. Sebagai kandidat, Anda perlu mempersiapkan diri dengan lebih matang agar mampu menjawabnya dengan tepat.
Sedangkan, pewawancara dari korporat akan memberikan pertanyaan yang berbasis pada data, seperti hasil kerja, pencapaian pada proyek sebelumnya, atau pengalaman yang relevan di bidang terkait. Dalam hal ini pewawancara ingin mengetahui sejauh mana kompetensi Anda. Sebagai kandidat, Anda bisa menggunakan metode STAR (Situation - Task - Action - Result) untuk menjawabnya.
Misal, pewawancara meberikan pertanyaan "Ceritakan inisiatif yang pernah Anda ambil dalam meningkatkan efisiensi kerja."
Anda dapat menjawab dengan struktur seperti ini: "Ketika arsip dokumen fisik kantor mulai menumpuk dan menyulitkan pencarian (Situation), saya diberi tanggung jawab untuk merapikan dan menyusun ulang sistem pengarsipan (Task), lalu saya buat klasifikasi berdasarkan kategori dan tanggal serta alih digital sebagian besar data (Action), hasilnya waktu pencarian dokumen turun dari 10 menit jadi hanya 2 menit (Result)."
4. Penilaian Kandidat
Dalam konteks wawancara perusahaan startup, pewawancara cenderung memilih kandidat yang memiliki kesamaan budaya kerja, seperti gaya bekerja dan cara berkomunikasi dalam tim. Sebagai kandidat, Anda perlu menekankan kemampuan untuk adaptasi dan semangat untuk mencoba hal baru. Dengan begitu, pewawancara akan menilai Anda layak bergabung bersama mereka.
Sementara itu, pewawancara korporat akan mencari kandidat yang memiliki kemampuan untuk menjalankan peran dan tanggung jawab secara konsisten dan dapat bertahan dalam organisasi yang cenderung sudah lebih mapan. Bagi Anda yang tertarik untuk bergabung di korporat, Anda perlu menunjukkan banyak pengalaman kerja yang relevan ataupun sertifikasi untuk mendapat nilai tambahan dari pewawancara.
5. Atmosfer Wawancara
Dalam sesi wawancara dari startup, terkadang waktu pelaksanaannya bisa mendadak atau berubah-ubah tergantung pada ketersediaan jadwal pewawancara. Anda perlu beradaptasi dengan kondisi tersebut, sehingga secara tidak langsung, Anda juga melatih fleksibilitas kerja jika nanti sudah diterima.
Sebaliknya, sesi wawancara dari korporat biasanya sudah terjadwal dari jauh-jauh hari. Hal tersebut secara tidak langsung memberikan kandidat waktu lebih banyak untuk persiapan. Dengan pemberitahuaan yang lebih lama dari startup, biasanya ekspektasi korporat terhadap penampilan kandidat akan tinggi. Bagi Anda yang tertarik untuk berkarier di dalam ranah korporat, Anda harus memahami hal tersebut agar kesempatan untuk diterima menjadi lebih besar.
Kesimpulan
Baik perusahaan startup maupun korporat memiliki budaya kerja yang berbeda satu sama lain. Termasuk dalam hal mencari kandidat. Dengan budaya kerja yang cukup dinamis, startup cenderung mencari kandidat yang dapat beradaptasi dengan cepat. Sedangkan korporat lebih fokus kepada profesionalitas dan ketaatan pada prosedur.
Dengan memahami karakteristik tersebut, maka Anda akan mampu untuk menyesuaikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan ketika sesi wawancara penerimaan kerja.
Sudahkah Anda menentukan tempat kerja mana yang sesuai dengan gaya kerja Anda? Jika sudah, segera temukan pekerjaan impian Anda di lowongan kerja terbaru sekarang!