Atikah Amalia : "Content Marketing Perlu Banget Soft Skill Empati dan Kepo!"

Author
Ditulis olehLoker • 11 Juni 2025
Rubrik Profil

atikah-content-marketing-specialist-tahun-2025

"Kepo dan empati adalah soft skills yang diperlukan sebagai content marketing," itu kata Atikah Amalia, seorang profesional content marketing specialist yang saat ini bekerja di sebuah penyedia layanan PR digital. Seorang content marketing specialist perlu memiliki rasa ingin tahu atau 'kepo' yang besar untuk terus menggali informasi dan tren terbaru yang relevan dengan target audiens mereka.

Skill 'kepo' ini membantu mereka memahami apa yang sedang dibicarakan, diminati, dan dibutuhkan oleh audiens. Selain itu, empati juga sangat penting karena memungkinkan mereka untuk benar-benar memahami perasaan, masalah, dan aspirasi audiens. Dengan berempati, mereka dapat menciptakan konten yang tidak hanya informatif, tetapi juga menyentuh emosi dan memberikan nilai yang nyata bagi audiens. Kombinasi antara rasa ingin tahu yang kuat dan empati yang mendalam akan menghasilkan konten yang relevan, menarik, dan beresonansi dengan audiens, sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan marketing yang diinginkan.

Bagaimana Anda mendeskripsikan peran seorang content marketing specialist dalam konteks pemasaran digital dan PR consulting?

Bagi saya, PR dan content marketing justru hubungan yang saling menguntungkan. PR di satu sisi dapat memperkuat upaya konten-konten yang sudah dibuat. Di lain sisi, memproduksi konten dalam strategi content marketing juga mendukung narasi yang disebar dalam PR. Misalnya, dalam narasi PR yang disebar soal product-launch, press release yang disebar mungkin bisa memberikan gambaran impact dari produk tersebut. Nah, di dalam konten-konten yang kita buat dalam owned media (content marketing), kita bisa lebih detail bercerita tentang inisiasi lain yang sama. Sehingga pesan yang tersampaikan pada publik dapat konsisten.

Apa yang membuat Anda tertarik untuk berkarir sebagai seorang content marketing specialist?

Mungkin dari awal karir belum kepikiran jadi content marketing specialist ya, karena di awal karir saya memang fokus apply sebagai content writer. Jadi ceritanya, dulu saya memang lulusan sastra inggris dengan peminatan linguistik di tahun 2018. Nah, kebetulan, sebagai

anak sastra memang kita diajari basic menulis, sehingga konsentrasi saya pada saat itu adalah untuk menjadi content writer pasca lulus.

Namun memang, saat ambil skripsi, saya tertarik banget untuk meneliti peran kata (semantik) pada iklan-iklan billboard. Jadi ‘lah saya ambil topik paralanguage pada iklan-iklan magnum sebagai skripsi kelulusan saya. Singkatnya, paralanguage ibarat "bumbu" dalam komunikasi—nada suara, intonasi, kecepatan bicara, atau bahkan jeda yang bikin kata-kata punya makna lebih dalam. Misalnya, ada yang bilang "serius nih?" dengan nada datar vs. dengan nada heran—rasanya beda, kan?

Nah, kalau Paralanguage di iklan billboard maupun digital (banner iklan, dkk) terasa lewat visual—dari font tebal yang terkesan kuat, warna mencolok buat menarik perhatian, sampai desain simpel yang bikin kesan elegan. Meski nggak ada suara, elemen-elemen ini tetap

bisa “ngomong” dan nge-boost pesan iklan biar lebih ngena. Mungkin inilah yang bikin aku tertarik sama Content Marketing. Karena aku lebih confide sudah memiliki dasar-dasarnya ketika jaman kuliah dulu.

pengalaman-atikah-sebagai-content-marketing-tahun-2025

Menurut Anda, apa saja tantangan terbesar yang dihadapi oleh seorang content marketing specialist saat ini?

Sebagai content marketing specialist di agency yang klien-nya B2B, tantangan terbesar adalah kalau bertemu klien yang industrinya spesifik banget di luar dari bidang pendidikanku. Misalnya pertambangan, energi, atau mungkin yang terbaru; fintech. Menurutku ada 2 tantangan besar:

1. Mengerti gambaran besar industri si klien.

2. Mengetahui akar permasalahan yang bisa diselesaikan melalui content marketing, misalnya; membuat konten yang seperti apa? Apa dampaknya nanti terhadap marketing funnel, bahkan hingga sales funnel perusahaan klien?

Bagaimana Anda melihat evolusi profesi content marketing specialist di era digital dan content marketing yang semakin beragam?

Yang jelas, fundamentalnya mungkin tetap sama. Namun evolusinya adalah terus keep up dengan perkembangan teknologi yang ada. Misalnya; AI. Karena mau tidak mau, perubahan teknologi akan berpengaruh terhadap cara orang mendapatkan informasi. Tentunya ini juga mengubah pendekatan content marketers dalam memasarkan produk.

Apa saja keterampilan atau kompetensi yang paling penting bagi seorang content marketing specialist?

Paling penting berarti 1 ya? Hahaha. Oke, empati yang paling penting ya. Empati akan melahirkan ke-kepoan terhadap apapun, yang mana ini penting dalam research content. Empati juga berperan dominan dalam memahami pains-nya si audiens. Komplit deh kalau kita punya soft-skill ini, hehe.

Bagaimana Anda menjaga diri tetap termotivasi dan kreatif dalam pekerjaan Anda?

Kalau dirasa burn-out, istirahat aja. Start bikin konten tanpa untuk klien hehe.

Apa prinsip-prinsip content marketing yang Anda pegang teguh?

Bikin konten yang iklas, haha. Engga-enggak. Maksudku, bikin konten yang tulus, alias genuine. Penyakitnya marketing adalah terlalu overpromise. Nah, kalau aku pribadi, terutama di Content Collision (C2) tempat aku bekerja sekarang, kami selalu menanamkan value konten yang memang empati terhadap pains-nya audience sih.

Misalnya, kalau bikin press release, ya fokus terhadap impact dari message yang disampaikan. Kalau buat konten untuk owned-media-nya klien, ya fokus pada bagaimana produk-produknya si klien bisa membantu hajat hidup para konsumennya.

tips-menjadi-content-marketing-atikah-tahun-2025

Bagaimana Anda mengukur keberhasilan sebuah strategi content marketing yang Anda rancang?

Ini subjektif banget sih ya, haha. Kalau di agency, ini tergantung klien yang menentukan metrics-nya 😆. Tapi kalau menurutku pribadi konten yang berhasil adalah konten yang bisa memberikan insight, bahkan bikin orang sampai take action. Kalau bikin konten diskon, berarti keberhasilannya sampai orang add to cart atau ke halaman produk. Kalau bikin konten edukasi, mungkin sampai ada testimoni, comment, hingga adanya konten-konten yang sumbernya merujuk pada konten yang kita buat

Menurut Anda, bagaimana seorang content marketing specialist dapat berkontribusi pada peningkatan brand awareness dan engagement?

Bisa banget donggg. Justru perannya content marketing memang ada di sana kok.

Bagaimana Anda melihat peran content marketing dalam era AI dan otomatisasi?

Aku selalu pede bilang; AI gak akan menggantikan manusia (tapi saya bisa berubah pikiran kalau AI-nya seperti di film Terminator hehe).

Tapi kalau kita merujuk penggunaan AI per tahun 2025 ini, sejauh ini AI sangat berperan dalam membantu content marketers, terutama aku, dalam research produk.

Jujur, aku sering kasih prompt "See things from my perspective and give me a counterpoint" ke ChatGPT. Jawabannya akan membantu aku dalam lebih memahami audiens, dan seberapa jauh message yang aku sampaikan bisa relevan ke audiens.

Apa visi Anda untuk karir Anda sebagai seorang content marketing specialist?

Goal saya selalu sama dalam berkarir; bisa menjadikan peran saya impactful ke bisnis.

Apa saran Anda bagi seseorang yang ingin berkarir sebagai content marketing specialist?

Ayooo kejar terus! Jangan bosan belajar dan jangan takut menghadapi perubahan teknologi ya...

Baca terus Rubrik Profil di Loker ID untuk mendapatkan insight menarik dari para expert lainnya!